Minggu, 19 Oktober 2008

Erl : Pertarungan Pertama (II)

sebelumnya...
--

Sekali lagi Erl bergulingan ketika sebuah tendangan cangkul Ghar mengarah ke kepalanya.

"DHUAAGG...",

Suara keras diliputi mengepulnya tanah debu serta serpihan-serpihan batu yang terhajar tendangan cangkul Ghar.

--

Erl melompat berdiri dan kembali melayang melentingkan tubuhnya tinggi-tinggi untuk menghindari satu sapuan kaki Ghar, sebuah serangan kaki yang dinamakan Sabit Kembar, dua rangkaian gerakan dalam satu jurus, dan sapuan rendah yang barusan dilepaskan Ghar baru satu gerakan dan rangkaian jurus Sabit Kembar !!!

Tubuh Erl melenting tinggi, sampai hampir dua tombak tingginya, "Setelah ini, aku harus melompat lagi ke belakang, membuat jarak setidaknya tiga-empat tombak dari Ghar untuk menjaga serangan susulannya yang beruntun bagai hujan meteor itu. Sekali lagi serangan Ghar mampir di tubuhku, tipis harapanku untuk bertahan.", demikian pikir Erl menganalisa keadaan pertarungan. Namun, ketika otak Erl sedang sibuk merangkai gerakan selanjutnya, tiba-tiba dirasakan satu pusaran angin dengan cepat telah meluncur dari bawah, mengantarkan hawa kematian yang pekat.

"DRRRAAAGHH...",

Tubuh Erl kembali melayang tiga tombak lagi, dan kemudian jatuh berdebam di atas tanah berbatu empat tombak jauhnya.

Sedangkan Ghar, tampak menginjakkan kakinya untuk kemudian kembali memasang sikap kuda-kuda. Namun anehnya, Ghar memasang sikap kuda-kuda bertahan.

"Sialan, bagaimana mungkin anak itu membuat otot kakiku terkilir, padahal empat dari sepuluh tendanganku tadi jelas-jelas mengena telak. Setidaknya, tiga-empat tulang rusuknya seharusnya patah akibat tendanganku tadi.", demikian Ghar mengumpat dalam hati.

Rupanya, sesaat tadi, Ghar telah melancarkan 10 tendangan kilat, 4 diantaranya telak mengenai titik vital Erl, sedangkan 6 lagi berhasil dieliminasi oleh Erl. Dan rupanya, efek tangkisan Erl menyebabkan otot kaki Ghar terkilir dan terasa baal untuk beberapa saat. Saat itulah Ghar terpaksa menahan serangan lanjutannya untuk memulihkan rasa baal di kakinya serta meluruskan otot yang terkilir.

Ghar perlahan menghimpun tenaganya, memutar aliran hawa murni, dan mencoba melancarkan jalan darah serta otot yang terkilir di kakinya, begitu pula untuk menghilangkan baal di kedua kakinya.

"hhfffuuupppff.... hooozzzz, hhfffuuupppff.... hooozzzz, hhfffuuupppff.... hooozzzz... ", dalam beberapa kali tarikan napas panjang, cidera kaki Ghar telah pulih seperti sedia kala, dan sekarang saatnya menghimpun tenaga kembali untuk melakukan serangan lanjutan. Sedetik, dua detik, tiga detik, akhirnya tenaga Ghar pulih terkumpul. Namun ketika tiba saatnya melakukan serangan akhir yang akan menamatkan jiwa Erl, tiba-tiba Ghar merasakan satu perasaan tidak nyaman menghampirinya, satu perasaan layaknya seekor binatang liar sedang menghadapi pemangsanya. Perasaan dingin luar biasa tiba-tiba seperti menyergap seluruh pori-pori kulitnya, mengisinya dengan satu kecemasan yang hampir lupa dirasakan Ghar.

"Zratt.... zraaattt, zraattt...", perlahan satu alur hawa yang tidak tampak berpilin dan berputar, kemudian menyebar dengan menyisakan larik-larik tenaga yang meretas daun-daun kering yang tiba-tiba mulai naik seolah terangkat oleh tenaga gaib yang tiada terlihat oleh mata telanjang. Hawa berpilin yang tiba-tiba merekah bagai sekuntum bunga mawar mekar terkembang itu berasal darimana Erl sedang tergeletak.

Erl bangkit, berdiri perlahan dan dengan tenang mulai menatap Ghar yang tengah memulihkan tenaganya kembali.

Tergopoh-gopoh Ghar berusaha menenangkan hatinya yang bergejolak, lalu dengan satu gerakan yang maha cepat, kurang dari sekedipan mata Ghar telah melesat melancarkan tinju yang meledak secepat petir. Gerakan Ghar tidak lagi penuh tipu muslihat seperti sebelumnya. Lurus, cepat, telak dan bertenaga penuh. Satu jurus yang dinamakan Ledakan Tinju Petir, jurus maha dahsyat yang membuat Ghar ditakuti para petarung di utara sungai Rhouglf. Jurus Ledakan Tinju Petir memanglah satu jurus yang benar-benar dahsyat, yang saking hebatnya tidak lagi membutuhkan segala macam tipu muslihat gerakan, hanya terdiri dari satu jurus, namun sanggup untuk meluluh lantakkan apapun yang dilibasnya.

"ZLAPPPZZ....", demikian ketika dengan sangat cepatnya Ghar telah lenyap dari tempatnya berdiri.

"Maka hancurlah segalanya, ditelan api petir, jadilah abu, kemudian berpendar bersama hilangnya cahaya", desis mulut Ghar saat melancarkan tinjunya.

"Musnah !!!",

Namun, ketika tinju dahsyat Ghar sampai ke dada Erl yang tampak terperangah menyaksikan maut yang tengah mengancam di depan matanya, "SPLASSSHHH...", tinju dahsyat itu tidak meledak seperti biasanya ketika mengenai sasaran, namun bagai menghantam bayangan di air, yang kemudian membuyar bagai asap terhembus angin. Tubuh Erl bagai bayangan air dan segumpal asap, yang terus hilang dan buyar ketika tertiup angin. Ghar hanya merasakan kabut lembut nan dingin menyelimuti tinjunya, dan sasarannya telah lenyap dari pandangannya.

"Setan... !!!", umpat Ghar kemudian, tengah dia berbalik, dilihatnya Erl telah berdiri di tempat dimana tadi Ghar berdiri sebelum menyerang. "Gila, bilakah anak ini bergerak ? Tidak, itu bukan sekedar gerakan saja, itu berpindah tempat namanya.", demikian pikir Ghar.

"Namun, tidak mungkin rasanya ada teknik berpindah tempat seperti itu di dunia ini, jikalau ada, hanya para tetua dari golongan Ilr Verrhon saja, para penjaga cahaya, dan anak ini sama sepertiku yang memiliki darah sebagai petarung, bukan dari garis keturunan para penjaga cahaya", Ghar bergumam kemudian.

Tidak ada komentar: