Selasa, 21 Oktober 2008

Thanks to TANRIL

Thanks to this book, kalimat ini mungkin sangat tepat dialamatkan buat buku ini. Bagaimana tidak, ditengah bosannya menunggu jadwal kereta anggrek yang molor saat pulang kampung yang lalu, ditambah lagi kemoloran-kemoloran yang lain, service di kereta yang bisa dibilang kacau balau -sejujurnya, jika PJKA adalah mahasiswa dan aku adalah dosen, tega deh kasih d minus heheh-, sampai-sampai selimut pun bau apek, bau toilet menyengat turut memperlengkap penderitaan penumpang gerbong 8.


How can... ??? ini anggrek men !!!, kereta executive yang paling executive, yang terbaik yang ada di negara ini... fyyuuhhh.

At least, di tengah jemunya menunggu jadwal yang mooooolor, disamping habis sudah 2 seri The Tales of The Sea King (24-25) yang kubawa, diembat bahkan ketika masih di stasiun gambir, dibukalah bungkus plastik rapi novel Tanril.

Awalnya agak sedikit ragu apakah novel bernuansa cersil ini akan menggugah selera membaca, maklum, cersil yang biasa kubaca biasa bergenre detektif bergaya khas Gu Long, atau gaya klasik abis model Jin Yong, yang tebalnya bisa buat bantal tidur. Atau juga khas jawa penuturan SH Mintarja, yang begitu memukau membawa ranah jawa dwipa berabad silam ke pelupuk mata membangunkan memori otak ini tentang gambaran jawa pada masa-masa kerajaan mataram dan demak.

Jujur, ditengah pesimistis ini, ada secercah harapan supaya novel ini dapat benar-benar mengikat minat bacaku, maklum, perjalanan panjang menjenuhkan di tengah insiden kemoloran ini tengah menghantui.

Bab awal kulalui dengan ringan, cerita yang mengalir agak lambat pada awal-awal bab ini kuanggap biasa sebagai awal pembuka cerita, yang memang biasanya lambat alur-alurnya. Nama-nama yang aneh, campuran hokkian, sanskrit dan inggris awalnya terasa aneh dimata (maap ya bukan di telinga, ini kan bacalah, bukan dengardonk :p) - ho wuan siang = arus api kehidupan = hokkian, rijil kichi = seperti sanskrit, wander = ini jelas nama inggris-, namun seterusnya, ketika bab kedua mulai dibuka, bab ketiga, dan seterusnya mulai terbiasa dengan penyebutan yang campur aduk itu.

Ada sedikit hal yang selalu menjadi pertanyaan, diakarenakan seringnya kata-kata ini berulang di awal bab atau sub bab "Umar'il Waya", begitu kelihatannya.

Lama tak kumengerti, apa itu ? Bahasa arab-kah ? hehehe....

Sampai akhirnya, ketika pagi telah menjelang di kereta (heheh... puitis juga :p), ketika sudah setengah buku terlahap oleh mata minus ini, mata yang bener-bener sudah ngantuk abis tapi gak bisa tidur juga (maklum, saurnya juga cmn makan beng-beng 3 bungkus), dan akhirnya iseng bolak-balik halaman belakang, disitu ada apendix daftar istilah.

What's mean .... "Umar'il Waya" ternyata berarti kisah dalam cerita, kreatif juga si penulis novel ini, bagaikan Lord of Ther Ring dan Hobbit karya J.R.R Tolkien, dia menciptakan istilah bahasa, dunia, ketokohan dan kebudayaan sendiri versi dunia novelnya.

satu jam, dua jam, tiga jam, sampai akhirnya pukul setengah tiga, ya... 15.30 Bagian BaratWaktu Indonesia tepatnya di SURABAYA, kereta Executive Argo Anggrek, yang tiketnya sudah melambung hampir 100%, yang katanya adalah executivenya-executive, tiba dengan selamat tapi telat di stasiun kebanggaan arek suroboyo PASAR TURI.

Fyuuuhhh... akhirnya, menjejak bumi jatim juga.

Di Bus jurusan Purabaya - Arjosari, dalam perjalanan menuju kota Kepanjen tercinta, Tanril kembali disantap. Horass, begitu sampe di rumah, nih buku sudah tinggal 25 halaman tersisa. Rekor baru juga rasanya, 400 halaman kurang sedikit dalam 15 jam.

Thanks to Tanril dan penulis - Nafta S. Meika, untuk menemani 15 jam menjemukan itu.

5 komentar:

Nafta S. Meika mengatakan...

arigatou ne,

See you then again on Zutkukkishi yi'l Gaidanim.

:D

Kasih komen donk bagus apa gak dan kritiknya :D

catur mengatakan...

bagus mbak (atau mas :p)

menurut saya, dari sisi alur cerita mengalir dengan lancar, penuh kejutan-kejutan menarik. Walaupun di awal-awal terasa lamban menurut saya, maklum, saya biasanya baca gu long yang cepat tanpa jeda.

namun satu sisi plusnya (yang menurut saya bisa menjadi kekuatan lain dari serial ho wuan siang ini-- serial atau trilogi yah :p), Tanril mempunyai plot yang menarik dan terus berkembang di setiap bab-nya.

saya nungguin loh yang selanjutnya :p

Nafta S. Meika mengatakan...

Plotnya lamban ya...

Hm... banyak yang bilang bgt juga sih. Mudah-mudahan bisa diperbaiki di vol-vol berikutnya.

Thanks mas.

Unknown mengatakan...

Kapan terbitnya zutkukkishi yi'l gaidanim?

Unknown mengatakan...

Iya nihh... zutkukkishi yi'l gaidanim nya buruan dong. Udh gereget pengen baca nih. Kelarin di seri yg di seri zutkukkishi yi'l gaidanim saja ya. Jgn bersambung2 mulu. Ganbate Nafta.